Safety- Human Error dan Human Factor

Maria Anastasya
4 min readMar 9, 2019

--

Human Error seringkali dinyatakan sebagai faktor utama penyebab terjadinya suatu kecelakaan. Bagi masyarakat awam, berita-berita tentang kecelakaan transportasi dengan human error sebagai penyebabnya sering diartikan sebagai kesalahan manusia operator sistem (misalnya masinis, pilot, dsb). Persepsi ini sebenarnya kurang tepat, mengingat banyak faktor dan aspek lain yang dapat secara langsung maupun tidak mendorong seorang operator melakukan tindakan yang tidak tepat.

Apa itu human error?
Menurut Dhillon, human error didefinisikan sebagai kegagalan untuk menyelesaikan sebuah tugas atau melakukan tindakan yang tidak diizinkan yang dapat menimbulkan cedera, kerusakan peralatan atau properti, dan menghambat proses pekerjaan.

sumber : https://goo.gl/images/mv7TgH

The Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) menjelaskan Human error dalam dua kategori, yaitu : kesalahan (error) dan pelanggaran (violation). Kesalahan biasanya terjadi karena ketidakmampuan atau ketidaksengajaan karena kelalaian atau kealpaan seseorang yang menyebabkan pada kegagalan. Sedangkan pelanggaran yaitu adanya faktor kesengajaan untuk mengabaikan peraturan sehingga terjadi kegagalan atau kecelakaan.

Untuk menganalisis hubungan antara human error dan kecelakaan, prinsip dasar yang digunakan sebaiknya tidak terfokus hanya pada kesalahan individu saja, tetapi pendekatan sistemnya juga harus ditelaah. Pandangan baru mengenai human error menunjukkan bahwa human error bukanlah penyebab kegagalan, ini adalah efek atau gejala masalah yang lebih kompleks. Human error otomatis terhubung ke peralatan kerja yang digunakan, tugas serta lingkungan kerjanya.

Namun pada penyelidikan lebih lanjut human error dapat dikategorikan juga sebagai ketidaksesuaian kerja yang bukan hanya akibat dari kesalahan manusia, tetapi juga karena adanya kesalahan pada perancangan dan prosedur kerja. Kesalahan yang diakibatkan oleh faktor manusia kemungkinan disebabkan oleh pekerjaan yang berulang-ulang (repetitive work) dengan kemungkinan kesalahan sebesar 1% (Iftikar Z. Sutalaksana,1979).

Adanya kesalahan yang terjadi yang disebabkan oleh pekerjaan yang berulang ini sedapat mungkin harus dicegah atau dikurangi, yang tujuannya untuk meningkatkan keandalan seseorang dengan menurunnya tingkat kesalahan yang terjadi. Sehingga perlu dilakukan perbaikan performansi manusia untuk mengurangi laju kesalahan. Laju kesalahan (error rate) yang besarnya 1 dalam 100 terjadi dengan kemungkinan 1%. Apabila hal semacam ini terjadi maka dapat dikatakan bahwa kondisi dalam keadaan baik.

Apa yang menyebabkan human error?
Human factor istilah yang rasa-rasanya jarang bahkan tidak pernah dibahas. Human factor atau faktor manusia merupakan data-data yang tercatat dari serangkaian penelitian, percobaan, dan tes yang berkaitan antara manusia dan lingkungannya. Di dalam human factor kita menemui istilah ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari kerja manusia.

Sumber : https://goo.gl/images/NF82NM

Contoh kasus lokomotif kereta api yang beberapa kali mengalami kecelakaan. Kita tahu seperti yang diberitakan bahwa ada banyak korban yang meninggal dalam kecelakaan kereta api / lokomotif dan masinis sering dijadikan “tersangka utama” karena human error. Ya mungkin itu memang human error, namun apakah human error itu selalu terjadi karena kesalahan si masinis? Kemudian bagaimana kondisi kesehatan si masinis? Bagaimana kondisi gerbong dan kabin lokomotif? Bagaimana desain control dan display pada kendali lokomotif? Bagaimana proses shift atau penjadwalan dinas masinis? Bagaimana desain display persinyalan di jalur kereta api? Dan masih banyak faktor-faktor manusia (human factors) lainnya yang semua itu jarang atau bahkan beberapa tidak pernah dijadikan bahan penyelidikan. Akan ada banyak faktor yang mampu menyebabkan manusia menurun kondisi konsentrasinya akibat kondisi ruang kerja yang buruk.

Kasus lain kejadian pesawat sipil yang kesasar. Sulit bagi si pilot untuk mengatakan buruknya human factor karena kondisi pesawat sebelum dan setelah digunakan itu selalu harus di cek dan ricek (lebih disiplin dari kendaraan jenis lainnya). Ruang kerja pilot (cockpit) dan sarana penunjang (makan dan minum di udara) sudah tersedia dengan baik. Lantas jika dalam kondisi faktor pendukung kerja ini sudah maksimal namum masih ada kecelakan yang disebabkan oleh manusia, layaklah jika itu disebut human error. Yang mana, pada kejadian human error ini ada banyak alasan-alasan yang mampu mengakibatkan manusia ini menjadi error, masalah psikologis misalnya. Dan human error ini sebenarnya sedikit banyak juga dipengaruhi oleh human factor atau ergonomi ini misalnya walaupun kondisi pesawat dan ruang kerja pilot dalam keadaan yang baik namun ternyata desain control dan displaynya salah atau tidak sesuai dengan antropometri orang Asia atau hal-hal lainnya maka bisa dikatakan human error terjadi karena human factor yang kurang diperhatikan.

Jadi kesimpulannya human error bisa disebabkan karena human factors dalam desain kerja yang kurang diperhatikan dan ketika ini terjadi si manusia itu tidak bisa disalahkan atau tidak sepenuhnya disalahkan. Namun ketika human factors sudah diperhatikan dan diaplikasikan dengan tepat namun masih terjadi human error misalnya masinis atau pilot yang sudah diberi aturan wajib istirahat selama sekian jam sebelum dinas namun melanggarnya atau operator yang tidak melakukan atau menaati prosedur kerja maka si manusia disini yang “bersalah”.

bagaimana kita bisa mengatasi masalah human factor ini?

Sejauh kebutuhannya hanya dilingkungan rumah kita, tentu kita bisa memulai memperhatikan dan menerapkannya di rumah kita dulu. Misalnya, bagaimana menghindari lantai yang licin, mengurangi sudut-sudut bangunan yang bisa melukai anak-anak jika berlari. Namun masalah ini menjadi kompleks jika penerapannya lebih luas, misalnya lingkup RT, RW apalagi negara ini.

--

--

Maria Anastasya
Maria Anastasya

Written by Maria Anastasya

Information System of Institut Teknologi Del

No responses yet